PERPUSTAKAAN DIGITAL


    Perpustakaan digital adalah hasil dari revolusi dalam komputasi, telekomunikasi dan sistem informasi yang dimulai hampir dari 40 tahun yang lalu, sekitar tahun 1965. Kemunculan perpustakaan digital dinilai sebagai sebuah bidang yang diakui dapat memenuhi kelangsungan dan pertumbuhan dalam dunia pendidikan. Di kutip dari buku Karen Calhound (2014) yang berjudul "Exploring Digital Libraries: Foundations, Practice, Prospects" disebutkan bahwa ilmuwan komputer dan ilmuwan informasi membuat kemajuan besar dalam teori dan sistem pengambilan informasi antara tahun 1965 dan 1990. Ilmuwan komputer memajukan pengetahuan dan pemahaman tentang arsitektur dan sistem, dan ilmuwan informasi melengkapi pemahaman tersebut (Arms, 2012, 581). Howard D. White dan Kate McCain menganalisis struktur dari disiplin ilmu informasi antara tahun 1972 dan 1995 menunjukkan bahwa disiplin tersebut pada prinsipnya difokuskan pada temu kembali informasi dan hubungan antar sistem dan pengguna; bibliometrik; sistem perpustakaan otomasi dan katalog online; ilmu komunikasi; dan teori pengguna (White and McCain, 1998). Dari pemahaman-pemahaman yang telah dianalisis tersebut menjadi fondasi yang kokoh bagi munculnya penelitian baru yakni tentang perpustakaan digital. 
        
        Perpustakaan merupakan salah satu pengadopsi awal sistem informasi online, pustakawan referensi yang sudah sangat terlatih bertugas menjadi perantara melakukan pencarian layanan online yang dulu sangat mahal, memiliki antar muka non-intuitif yang tidak dirancang untuk digunakan oleh pemustaka. Selanjutnya, muncul pendistribusian awal MARC (Machine-Readable Cataloging) dari Library of Congress di tahun 1968 yang menjadi sebuah lompatan yang besar ke depan di bidang teknologi infomasi perpustakaan. Pada tahun-tahun berikutnya, MARC memiliki pengaruh transformatif pada perpustakaan dan dengan cepat menciptakan bidang baru untuk kemajuan teknologi perpustakaan. MARC merupakan generasi pertama dari sistem otomasi untuk perpustakaan, memungkinkan untuk mengumpulkan data terstruktur yang berjumlah besar untuk mendukung konversi dari katalog cetak ke katalog online; dan menyediakan layanan baru di perpustakaan seperti pinjam antar perpustakaan yang menjadi lebih mudah, lebih cepat, dan lebih murah. Semua perkembangan tersebut menempatkan perpustakaan menjadi pengadopsi awal dari berbagai teknologi informasi, internet dan web. Berkat latar belakang yang panjang itu, perpustakaan menjadi siap untuk mulai menyediakan koleksi, sistem dan layanan secara digital. 
       
         Membangun perpustakaan digital tidak hanya layak, namun juga merupakan sebuah langkah logis bagi para peneliti dan profesional dari banyak bidang. Berikut beberapa elemen visi perpustakaan digital yang mendorong minat para iluwan dan publik pada saat dekade pertama penelitian dan pengembangan perpustakaan dimulai, antara lain: 
  1. Akses informasi di dunia menjadi mudah, cepat, dapat dilakukan kapan saja dan dari mana saja 
  2. Lebih efektif dalam penyimpanan dan pengorganisasian teks, multimedia, dan data dalam jumlah besar
  3. Akses ke informasi dengan berbagai bahasa 
  4. Kemampuan penulusuran dan penjelajahan yang sangat ditingkatkan 
  5. Interoperabilitas memungkinkan pencarian silang dari banyak koleksi yang beragam sekaligus 
  6. Pengiriman informasi dan data secara langsung dan instan ke banyak pengguna pada waktu yang sama
  7. Peningkatan transformatif dalam mendukung penelitian dan pendidikan secara global; dukungan yang lebih baik untuk pekerjaan interdisipliner dan kolaborasi ilmiah lintas institusi di seluruh dunia
  8. Secara signifikan menghemat biaya jika dibandingkan dengan metode tradisional dalam hal membuat katalog, menyimpan dan mengawetkan bahan. 
    Selain karena faktor kebutuhan untuk meningkatkan penyimpanan informasi, temu kembali informasi, dan untuk melestarikan serta memperluas akses ke koleksi berharga, urgensi untuk menyelesaikan masalah mendesak perihal ledakan informasi juga menjadi faktor pendorong yang lebih kuat untuk mewujudkan perpustakaan digital. Bagi cendikiawan dan pustakawan, perpustakaan digital merupakan pemecah masalah dari sebuah tantangan besar yakni kebutuhan untuk membuat informasi yang semakin banyak jumlahnya dapat tersedia dan mudah diakses. Ledakan publikasi ilmiah jauh melampaui kemampuan untuk dikelola pada masa itu, dan adalah sebuah kesempatan untuk menyelesaikannya secara efektif dengan memanfaatkan teknologi revolusi informasi global sebagai pemecah masalah pertumbuhan informasi ilmiah yang tidak terkendali tersebut.

     Pustakawan dan komunitas profesional sangat mendorong perkembangan perpustakaan digital dan teknologi yang menyertainya. Upaya awal untuk melestarikan 'harta' yang tersimpan di koleksi perpustakaan, arsip dan museum melalui format ulang digital atau digitalisasi yang dimulai pada awal tahun 1990-an. Pada tahun 1995, ada standar dasar, prinsip kerja, dan komunitas spesialis digitalisasi yang melakukan digitalisasi teks, gambar, dan lainnya. Komunitas ini terus berkembang sehingga melahirkan proyek-proyek digitalisasi massal dan membuat meningkatnya permintaan publik akan buku dalam format digital (e-book). Komputer, internet, dan web menjadi katalisator yang memungkinkan dalam pengembangan perpustakaan digital sehingga meningkatkan peluang untuk membangun layanan koleksi yang disimpan dalam bentuk digital dapat di akses, di unduh, dan di gunakan melalui jaringan.

    Prinsip umum untuk design perpustakaan digital yang 'terbuka dalam arsitekturnya dan yang mendukung kelas besar dan luas dari layanan informasi digital  yang terdistribusi' ditetapkan oleh Kahn dan Wilensky. Khan dan Wilensky sangat mempengaruhi bagaimana perpustakaan digital awal dibangun oleh para ahli teknologi. Micah Altman (2008) menyebutkan 'arsitektur Khan-Wilensky' memiliki empat jenis komponen utama, yaitu:
  1. Repositori, mulai dari sistem file hingga sistem penyimpanan terdistribusi untuk konten mekanisme untuk mendukung pencarian (pengindeksan atau metadata)
  2. Sistem pengenal untuk mengidentifikasi dan menemukan objek digital
  3. Antarmuka pengguna untuk melakukan layanan pengguna (pencarian, penelusuran dan visualisasi)
komponen lain dari arsitektur perpustakaan digital termasuk sistem keamanan untuk mengautentikasi pengguna, layanan untuk mengumpulkan hasil pencarian dari berbagai sumber, dan alat untuk mendukung kolaborasi dan jenis interaksi lainnya.

        Interoperabilitas menjadi semakin penting karena proyek perpustakaan digital, penerbit, komunitas profesional, pengindeksan, dan layanan online menghadirkan konten secara online dan permintaan untuk akses meningkat. Selanjutnya, perpustakaan mulai mencari cara untuk mengintegrasikan konten digital dengan koleksi non-digital mereka seperti buku, jurnal tercetak, peta, rekaman suara analog dan film, dokumen pemerintah, dll. Rusbridge (1998) menyebutkan empat kategori koleksi perpustakaan, yaitu: warisan (non-digital), transisi (sumber daya warisan yang telah atau akan didigitalkan), sumber daya digital baru (yang secara tegas dibuat sebagai digital) dan sumber daya digital masa depan. Rusbridge menyerukan pengembangan teknologi, sistem, dan layanan untuk 'perpustakaan hibrid', yang akan mengintegrasikan keempat kategori sumber daya tersebut. Kebutuhan untuk mengakomodasi persyaratan perpustakaan hibrid telah menjadi pendorong utama dalam bidang perpustakaan digital dan profesi kepustakawanan.

Jadi, dari pembahasan diatas apa sih sebenarnya perpustakaan digital itu?

Perpustakaan digital adalah sebuah sistem dan sebuah layanan yang seringkali tersedia secara terbuka, yang (a) mendukung kemajuan pengetahuan dan budaya; (b) berisi koleksi konten digital yang dikelola (objek atau tautan ke objek, anotasi, dan metadata) yang dimaksudkan untuk melayani kebutuhan komunitas tertentu; (c) sering menggunakan arsitektur yang pertama kali muncul dalam domain komputer dan ilmu informasi / perpustakaan dan yang biasanya dilengkapi dengan repositori, mekanisme yang mendukung pencarian dan layanan lainnya, pengidentifikasi sumber daya, dan antarmuka pengguna (manusia dan mesin).

Pada awal dekade pertama perpustakaan digital muncul, terdapat beberapa nama untuk penyebutan perpustakaan digital seperti: 

  • Perpustakaan elektronik (electronic library)
  • Perpustakaan virtual (virtual library)
  • Perpustakaan tanpa dinding (library without walls)
Ledakan aktivitas dan praktik perpustakaan digital melahirkan banyak definisi yang tersebar dari frasa perpustakaan digital itu sendiri. Frasa "perpustakaan digital" menimbulkan kesan yang berbeda di setiap pembaca.

Publik, secara alamiah, memiliki beragam perspektif tentang hakikat perpustakaan digital, seperti:

  • komputerisasi perpustakaan tradisional (orang pada umumnya) 
  • kerangka kerja untuk menjalankan fungsi perpustakaan dengan cara baru dengan jenis sumber informasi baru (pustakawan) 
  • serangkaian metode baru untuk berinovasi dan meningkatkan pengindeksan berbasis biaya atau keanggotaan, repositori teks lengkap, dan sistem hyperlink (penerbit, layanan informasi online, perkumpulan profesional, layanan pengindeksan)
  • sistem informasi berbasis teks terdistribusi (ilmuwan komputer dan informasi) 
  • kumpulan layanan informasi terdistribusi (ilmuwan komputer dan informasi)
  • ruang terdistribusi dari informasi yang saling terkait (ilmuwan komputer dan informasi)
  • sistem informasi multimedia berjaringan (ilmuwan komputer dan informasi)
  • ruang di mana orang dapat berkolaborasi untuk berbagi dan menghasilkan pengetahuan baru (mereka yang bekerja pada teknologi kolaborasi) 
  • dukungan untuk pengajaran dan pembelajaran formal dan informal (Guru).
Lalu, apa definisi perpustakaan digital menurut kamu? 

Sekian, semoga bermanfaat. Kita sambung di lain kesempatan.... bye! ;)


Referensi :
  • Altman Micah (2008). Digital Libraries: In Handbook of Research on Public Information Technoloy: 152-62. Hershey, PA: Information Science Reference.
  • Arms, William Y. (2012). The 1990s: The Formative Years of Digitals Libraries. Library Hi Tech 30 (4): 579-91.
  • Calhoun Karen (2014). Exploring Digital Libraries: Foundations, Practice, Prospects. Facet Publishing: London.
  • Rusbridge, Chris (1998). Towards the Hybrid Library. D-Lib Magazine
  • White, Howard D., and Katherine W.McCain. (1998) Visualizing a Discipline: An Author Co-citation Analysis of Information Science, 1972-1995. Journal of the American Society for Information Science 49 (4): 327-55.

Komentar